Jumat, 11 Desember 2009

macam-macam puisi

Menunggu


(Surealisme)
Seandainya aku bias
Aku ingin kita kembali bersama
Menjalin sebuah cinta
Merajut kisah kasih asmara
Ohh…kasihku…
Sampai kapan aku harus menunggu
Menanti datangnya dirimu
Tuk kembali ke dalam pelukanku




Resah

(romantisme)



Ku pandangi langit kelam
Sepi…sunyi…senyap..
Diiringi hembusan angina malam
Bersama rembulan yang kian lenyap


Kini hatiku resah
Gundah…galau dan gelisah..
Ingin ku berlari tuk dapatkan
Dekapan malam dalam kedamaian


Biarlah
(realisme)
Aku sudah berlari
Mengejar yang tak pasti
Mengejarmu..hanya dirimu
Tapi engkau terus pergi
Tapi engkau terus berlari
Jadi biarkanlah aku disini


Biarlah..ku rela..
Melepasmu
Meninggalkan aku
Berikanlah aku
Kekuatan
Untuk lupakanmu





Tuhan
(mistisme)



Telah banyak dosa yang ku buat
Semua kesalah-kesalahan yang tersirat
Sudah saatnya aku bertaubat
Sebagai bekal nanti di akhirat


Oh…Tuhanku…
Hamba memohon ampun kepadamu
Dari segala dosa-dosa
Yang membawa hamba ke pintu neraka
BENTUK-BENTUK PUISI

1.Pantun

Jalan-jalan ke tepi pantai
Tak sengaja bertemu ular
Kalau kita Ingin pandai
Maka rajinlah belajar

2.Syair

Negeri bernama negeri Bestari
Raja adil serta berbudi
Mempunyai kuasa berkat illahi
Raja di sembah petang dan pagi

3.Karmina

Burung irian burung cendrawasih
Cukup sekian dan terima kasih

4.Talibun

Kalau pandai berkain panjang
Serupa dengan kain sarung
Lebih dari kain pelikat

Kalau pandai berinduk semang
Serupa dengan ibu kandung
Siang dan malam dijadikan tongkat

5.Gurindam

Kalau kita mau pacaran
Harus siap menjadi korban

6.Distikon

Dimata air didasar kolam
Kucari jawab teka-teki alam

7.Terzina

Ditengah-tengah tanaman muda
Petani berdiri dengan senangnya
Memandang ladang penuh dengan kekayaan


8.Kuatraint

Ketika matahari sudahlah hilang
Terbenam dipinggir ditepi danau
Dibalik gunung alam mulia
Gelaplah bumi gulita menyelang

9.Kuin

Matamu nanti kaca saja
Mulutmu nanti habis bicara
Darahmu nanti mengalir berhenti
Tepi kami segenap mengganti
Terus berdaya ke masyarakat jaya

10.Sekstet

Jika baying telah pudar
Dan elang laut pulang ke sarang
Angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
Dan nakhoda sudah tau npedoman
Boleh engkau dating padaku

11.Septima

Ajal! Ajal!!
Betapa pulas tidurnya
Direlung pengap dalam
Siapa akan diserunya
Siapa leluhurnya
Lelaki yang luka
Melekat di punggung kuda

12.Stanza

Aku mencari
Di kebun India
Aku pesiar
Di kebun Yunani
Aku berjalan
Di tanah Roman
Aku mengembara
Di dunia barat


13.Soneta

Ayah
Lemas kau terkulai lemas
Keringat lemah mengucur deras
Panas terik tak kau hiraukan
Untuk mencari sesuap nasi
Setiap hari kau berusaha
Walaupun tenggorokan dahaga
Pergi bekerja di pagi buta
Mencoba mengusung segenap asa

Ayah…maafkan diriku
Yang selalu menyusahkan dirimu
Dan selalu merepotkanmu

Tetapi asal kau pun tau
Sampai kapan pun
Aku akan selalu menyayangimu